Indonesia Kembali Terpilih sebagai Anggota Dewan Biosfer UNESCO dan Headquarter Committee
Jakarta, KNIU — Indonesia meraih suara terbanyak dalam pemungutan suara untuk pemilihan anggota Dewan Biosfer UNESCO atau International Coordination Council of Man and Biosphere (ICC-MAB) periode 2019-2023. Proses voting ini berlangsung pada kesempatan Pemilihan Badan-Badan Subsider UNESCO di Markas Besar (UNESCO Headquarter) pada Kamis (21/11/2019) di Paris, Prancis.
Dari sejumlah negara yang dicalonkan menjadi anggota Dewan Biosfer UNESCO/International Coordination Council of Man and Biosphere (ICC-MAB), empat negara yang mendapat suara terbanyak dari Grup IV yaitu Indonesia (145 suara), Republik Korea (139 suara), Kazakhstan (137 suara), dan Maldives (103 suara). Pada periode sebelumnya, Indonesia juga merupakan anggota dari ICC-MAB. Dengan terpilih kembali, berarti Indonesia akan melanjutkan mandat yang diemban sejak 2015.
Terpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota Dewan Biosfer UNESCO/International Coordination Council of Man and Biosphere (ICC-MAB) periode 2019-2023 tidak terlepas dari kontribusi nyata selama menjadi anggota pada periode 2015-2019. Disampaikan oleh Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Duta Besar Arrmanatha Christiawan Nasir, bahwa peran aktif Indonesia meliputi konsevasi cagar biosfer dan melakukan upaya diplomasi agar semakin banyak cagar biosfer nasional Indonesia yang mendapat rekognisi dunia.
Selain itu, kontribusi signifikan Indonesia pada Dewan Biosfer UNESCO/International Coordination Council of Man and Biosphere (ICC-MAB) juga diwujudkan dengan menduduki posisi ketua (chairperson). Prof. Dr. Enny Sudarmonowati diadaulat sebagai ketua (chairperson) ICC-MAB untuk periode 2018-2020. Sebagai ketua, Indonesia diharapkan mampu memberi contoh dalam pelestarian keragaman hayati dan keragaman budaya.
Tentu saja kita tidak bisa sekedar bicara, tapi Indonesia juga harus mampu memberi contoh. Sebagai ketua, inilah kesempatan Indonesia sebagai negara yang kaya akan biodiversitas untuk memimpin dunia dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan keragaman hayati dan keragaman budaya,ujar Prof. Enny saat dimintai pendapat terkait posisinya sebagai ketua ICC-MAB, Juli 2018 lalu.
Baca juga: Indonesia Terpilih Sebagai Presiden Dewan Koordinasi Cagar Biosfer Dunia
Hingga saat ini, terdapat 701 cagar biosfer yang tersebar di 124 negara di seluruh dunia, termasuk di dalamnya 21 cagar biosfer lintas batas negara. Dari jumlah tersebut, Indonesia memiliki 16 cagar biosfer yang telah mendapat rekognisi dunia melalui program Man and Biosphere (MAB) UNESCO. Berluas total 27.931.802 hektar, keenam belas cagar biosfer Indonesia tersebut adalah Cagar Biosfer Cibodas (1977), Cagar Biosfer Komodo (1977), Cagar Biosfer Lore Lindu (1977), Cagar Biosfer Tanjung Puting (1977), Cagar Biosfer Gunung Leuser (1981), Cagar Biosfer Siberut (1981), Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (2009), Cagar Biosfer Wakatobi (2005), Cagar Biosfer Bromo-Tengger-Semeru-Arjuno (2015), Cagar Biosfer Taka Bonerate-Kepulauan Selayar (2015), Cagar Biosfer Belambangan (2016), Cagar Biosfer Berbak-Sembilang (2018), Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu (2018), dan Cagar Biosfer Rinjani Lombok (2018), Cagar Biosfer Togean Tojo Una Una (2019), dan Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA) (2019).
Selain terpilih sebagai anggota Dewan Biosfer UNESCO/International Coordination Council of Man and Biosphere (ICC-MAB), pada kesempatan yang sama Indonesia juga kembali terpilih sebagai anggota Komite Markas Besar UNESCO (Headquarters Committee) untuk periode 2019-2023 mewakili Group IV bersama dengan Bangladesh.