Sambutan Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dr. Itje Chodidjah, M.A

The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dibentuk sejak tanggal 16 November 1945 dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian melalui pembentukan dialog antar budaya dan masyarakat yang berdasarkan pada nilai - nilai bersama. Sebagaimana yang tercantum dalam konstitusi UNESCO that since wars begin in the minds of men, it is in the minds of men that defenses of peace must be constructed. Oleh karena itu melalui visi ini dibentuk visi global pembangunan berkelanjutan yang turut mengawasi terlindunginya hak asasi manusia, rasa saling menghormati, dan pemberantasan kemiskinan, yang kesemuanya adalah tujuan utama dari misi dan aktivitas UNESCO.

Saat ini telah terdapat 195 negara anggota UNESCO dan 10 Anggota Asosiasi dengan 183 negara anggota telah membentuk Perwakilan Tetap UNESCO di Markas Besar UNESCO, Paris. UNESCO juga merupakan satu satunya badan PBB yang memiliki Komisi Nasional di negara negara anggotanya, yang saat ini telah terdapat 199 Komisi Nasional.

Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berfungsi sebagai penjembatan antara program UNESCO dengan Pemerintah Republik Indonesia dan begitupun sebaliknya, penjembatan antara program Pemerintah Republik Indonesia dengan UNESCO. KNIU Kemendikbud dalam menjalankan programnya terlibat dalam kegiatan UNESCO, badan-badan, lembaga-lembaga, organisasi dan individu yang bekerja untuk kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi dan informasi demi pencapaian pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam proses implementasi program, KNIU Kemendikbud bekerja sama mendorong partisipasi, dan menyebarluaskan informasi tentang tujuan program dan kegiatan UNESCO dengan pemerintah maupun lembaga non-pemerintah di Indonesia.

Hingga saat ini, KNIU Kemendikbud telah menjalin kerjasama dengan sekitar 18 Kementerian/Lembaga untuk mengimplementasikan program program di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi dan informasi, dengan National Point of Contact Representatives (NPCR) yang juga di antaranya membawahi program program tertentu seperti APEID, IBC, IHP, MAB, MOST, dan UGG.

KNIU Kemendikbud telah berpartisipasi dalam implementasi program UNESCO dengan meningkatkan peran di tingkat global, memperkuat koordinasi di tingkat nasional, dan terus mendorong pelaksanaan kegiatan di tingkat lokal. Hal ini dibuktikan dengan capaian capaian yang telah diraih oleh Indonesia dalam seluruh sektor UNESCO sejak dibentuknya pada tahun 1952 hingga saat ini.

Pada bidang pendidikan, KNIU Kemendikbud fokus pada pencapaian SDG 4 yaitu Pendidikan inklusif dan berkualitas dengan menjalankan program program yang berkesesuaian dengan tujuan tersebut. Dan dengan kerja keras dari seluruh pihak yang bergerak dalam pemajuan kualitas pendidikan, Indonesia berhasil meraih penghargaan King Sejong Literacy Prize pada tahun 2012, UNESCO Japan Prize on ESD pada tahun 2015, dan UNESCO Prize for Girls and Womes Education pada tahun 2016. KNIU Kemendikbud juga aktif melaksanakan pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk guru guru dari sekolah sekolah yang tergabung dalam ASPnet (Associated School Project Network)/Sekolah Berasosiasi UNESCO.

Pada bidang ilmu pengetahuan, KNIU Kemendikbud mendukung upaya pelestarian, pemanfaatan dan promosi kekuatan alam, sosial, dan kemanusiaan. Saat ini telah terdapat beberapa team task force yang telah dibentuk untuk membantu menjalankan dan mengawasi implementasi program khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan di antaranya seperti Komite Bioetik, Jaringan Geopark Global, Komite MAB, dan MOST. Pada bidang ini, Indonesia berhasil memasukkan beberapa kekayaan alam Indonesia kedalam jejaring Geopark, Biosfer, Warisan Alam Dunia, dan lain lain. Tentunya dengan masuknya kekayaan alam Indonesia kedalam jejaring global tersebut, akan sangat menguntungkan baik dari segi ekonomi maupun sosial, dan menjadi tugas kita semua untuk dapat menjaga dan melestarikan kekayaan alam Indonesia.

Pada bidang kebudayaan, KNIU Kemendikbud mengembangkan nilai-nilai kebudayaan dan kearifan budaya lokal sehingga dapat diakui dan dikenal secara global. Sebagaimana yang diusung oleh UNESCO, bahwa kebudayaan menjadi penyokong dan pendorong pembangunan berkelanjutan, Indonesia melalui KNIU Kemendikbud turut mengembangkan dan mengimplementasikan program program yang berkesesuaian dengan proses pencapaian pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada kebudayaan. Pada bidang ini, Indonesia secara terus menerus meningkatkan pelestarian budaya dan promosi kebudayaan Indonesia sehingga kebudayaan Indonesia dapat dikenal dan di antaranya masuk kedalam Warisan Budaya Dunia, Warisan Budaya Tak Benda, dan Jejaring Kota Kreatif.

Pada bidang komunikasi dan informasi, KNIU Kemendikbud mendorong kebebasan berpendapat yang bertanggung jawab dan membantu meningkatkan serta memperkuat kapasitas media komunikasi dan informasi di Indonesia. Indonesia telah berhasil mendaftarkan Arsip VOC (2003), Naskah I La Galigo (2011), Naskah Babad Diponegoro dan Naskah Negarakertagama (2013), dan Arsip Konferensi Asia-Afrika (2015) pada program Memory of the World/Ingatan Kolektif Dunia yang berarti bahwa kekayaan sejarah Indonesia diakui secara global dan menjadi bagian dari sejarah dunia.

Seluruh capaian yang berhasil diraih tidak terlepas dari hasil kerja keras dan upaya yang sungguh sungguh oleh begitu banyak pihak dari Kementerian/Lembaga dan NPCR KNIU Kemendikbud, serta UNESCO Office Jakarta. Oleh karena itu, izinkan saya untuk dapat menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah meluangkan waktu dan pikirannya demi transformasi kehidupan yang lebih baik dan pembentukan budaya damai, tidak hanya di Indonesia dalam skala nasional namun juga global. Kerja keras ini setidaknya akan membuat Indonesia semakin diakui, dikenal, dihormati, dan bermartabat di mata dunia.

Kami sadar bahwa pekerjaan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf dan mengharapkan rekomendasi yang membangun. Semoga apa yang telah dicapai dan digariskan dapat berlanjut pada periode mendatang dan bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama.

Wassalamalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Dr. Itje Chodidjah, M.A

Ketua Harian
Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia

Share this Post: