Konferensi Internasional tentang Manajemen dan Proteksi Warisan Dunia Tingkatkan Kapasitas Pengelola Situs Warisan Negara Asia Pasifik

Blog Single

Bangkok, KNIU — Indonesia menyambut baik undangan Pemerintah Thailand untuk menjadi peserta konferensi internasional terkait pengelolaan dan perlindungan warisan dunia. Acara bertajuk International Conference on the Management and Protection of the World Cultural and Natural Heritage toward Sustainable Development ini dilaksanakan pada tanggal 25 hingga 28 Maret 2019 di Bangkok dan Ayutthaya, Thailand.

Konferensi internasional yang dihadiri oleh para pengelola warisan dunia di negara-negara Asia dan Pasifik ini diinisiasi oleh Office of Natural Resources and Environmental Policy and Planning (ONEP) Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Thailand. Sebagai instansi pengampu skala nasional (national focal point) untuk Konvensi Warisan Dunia di Thailand, ONEP menyelenggarakan kegiatan ini dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas para peserta dalam memahami lebih lanjut mengenai proses pengajuan suatu situs sebagai warisan dunia serta perlindungan dan perawatannya melalui sistem manajemen yang baik.

Selama empat hari, peserta konferensi dibina melalui presentasi dan sesi diskusi bersama narasumber dari berbagai badan terkait Warisan Dunia, seperti World Heritage Center (WHC), Kantor UNESCO Bangkok dan Phnom Penh, International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), International Union for Conservation of Nature (IUCN), dan World Heritage Institute of Training and Research-Asia and Pacific (WHITRAP). Hadir pula narasumber dari Australia, Susan Fayad, yang membagi praktik baik mengenai lanskap urban bersejarah (Historic Urban Landscape/HUL) City of Ballarat.

Selain mengikuti beragam pembinaan, para peserta juga dibawa untuk mengunjungi situs-situs warisan dunia di Thailand, baik yang sudah ditetapkan oleh UNESCO maupun yang baru akan diajukan. Saat ini Thailand telah memiliki lima situs yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, salah satunya adalah Historic City of Ayutthaya yang dikunjungi peserta konferensi pada hari ketiga. Sebelumnya, di hari pertama para peserta konferensi mengunjungi Sungai Chao Phraya yang sedang dipersiapkan pemerintah Thailand untuk diajukan sebagai Warisan Budaya Dunia.

Kepala Sub Direktorat Warisan Budaya Benda Dunia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Roseri Rosdy Putri, selaku perwakilan Indonesia dalam konferensi tersebut menyatakan bahwa dengan mengikuti konferensi ini membawa manfaat bagi peserta dan ilmu yang didapat perlu disampaikan kembali kepada para pengelola pelestarian cagar budaya di Indonesia.Acara ini sangat bermanfaat bagi pengelola pelestarian cagar budaya, khususnya warisan dunia. Tidak perlu dibatasi hanya untuk Junior Manager karena ilmu tidak dibatasi oleh usia. Sepanjang yang menerima belum pernah terpapar program ini, maka mereka pantas untuk mengikuti acara ini. ujar Roseri.

Terkait implementasi hasil (output) acara, Roseri mengungkapkan harapannya untuk diselenggarakan acara serupa di Indonesia.Melihat besaran manfaatnya, rasanya (saya) ingin menyelenggarakan kegiatan serupa di Indonesia dengan mengundang ahli dari UNESCO untuk berbicara mengenai permasalahan pelestarian cagar budaya, dan mengundang para pengelola kawasan yang sudah terdaftar di dalam Tentative List Warisan Dunia UNESCO. tambahnya.(DAS)

Share this Post:

Related Posts: