Tak Hanya Ombilin Sawahlunto, Situs-Situs Berikut Berhasil Dinobatkan sebagai Warisan Dunia
Jakarta, KNIU Pada Sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia yang berlangsung pada tanggal 30 Juni hingga 10 Juli 2019 di Kota Baku, Azerbaijan, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational Scientific Cultural Organization/UNESCO) menetapkan situs-situs Warisan Dunia baru. Satu di antaranya berasal dari Indonesia, yaitu Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto) yang terletak di Provinsi Sumatera Barat.
Selain Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto, terdapat 28 Warisan Dunia lain yang ditetapkan pada kesempatan yang sama. Disadur dari laman resmi UNESCO, berikut beberapa situs dari 29 Warisan Dunia yang ditetapkan di tahun 2019
85 km di selatan kota Baghdad, Babel (atau secara internasional dikenal dengan Babylon) adalah ibu kota dari zaman kekaisaran paling berpengaruh di dunia kuno, yaitu Kekaisaran Neo-Babilonia. Di dalamnya terdapat reruntuhan kota yang berdiri antara tahun 626 dan 539 SM. Penetapan Babel sebagai Warisan Dunia termasuk meliputi desa dan daerah pertanian yang mengelilingi kota kuno tersebut. Yang menonjol dari Babel adalah peninggalan-peninggalannya, termasuk bangunan tembok luar dan dalam kota, gerbang, istana, dan kuil yang menjadi bukti nyata dan unik atas adanya Kekaisaran Neo-Babilonia.
Berada dalam kekaisaran yang berurut, di bawah pemimpin-pemimpin handal seperti Hammurabi dan Nebuchadnezzar, Babel mewakili puncak ekspresi kreativitas Kekaisaran NeoBabilonia. Asosiasi Babel dengan salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno, yaitu Taman Gantung (Hanging Gardens), juga telah mengilhami budaya artistik, populer, dan religius dalam skala global.
Kota dengan banyak benteng, Jaipur, berada di Rajasthan yang merupakan negara bagian barat laut India. Kota ini didirikan pada tahun 1727 oleh Sawai Jai Singh II. Tidak seperti kota-kota lain di wilayah yang terletak di medan berbukit, Jaipur didirikan di tanah datar dan dibangun sesuai dengan grid plan (perencanaan tata letak kota yang membentuk kotak-kotak) arsitektur Veda. Jalan-jalan di Kota Jaipur menampilkan bisnis-bisnis bertingkat yang berkesinambungan yang berpotongan di tengah, menciptakan lapangan publik besar yang disebut chaupar.
Pasar, warung, tempat tinggal, dan kuil yang dibangun di sepanjang jalan utama memiliki fasad yang seragam. Perencanaan kota di Jaipur menunjukkan pertukaran ide dari zaman Hindu kuno dan Mughal modern serta budaya barat. Grid plan adalah model yang tersebar luas di bagian barat, sementara organisasi dari berbagai distrik mengacu pada konsep tradisional Hindu. Didesain untuk menjadi ibu kota komersial, kota ini telah mempertahankan tradisi komersial, artisan, dan kooperatif hingga hari ini.
Terletak di dataran tinggi di atas Dataran Osaka, Mozu-Furuichi terdiri atas 49 kofun (gundukan tua dalam bahasa Jepang). Merupakan gundukan pemakaman dengan berbagai ukuran, kofun dapat berbentuk seperti lubang kunci, kerang, kotak, atau lingkaran. Makam-makam ini diperuntukkan bagi anggota elit, termasuk di dalamnya ikut dikubur berbagai benda yang biasa ikut dikuburkan bersama mendiang (seperti senjata, baju besi, dan ornamen). Makam-makam ini dihiasi dengan figur tanah liat (disebut haniwa), yang dapat berbentuk silinder atau representasi bentuk rumah, peralatan, senjata, ataupun siluet manusia. Kofun-kofun ini telah dipilih dari total 160.000 kofun yang tersebar di seluruh penjuru Jepang, karena membentuk representasi materi terkaya dari periode Kofun, dari abad ke-3 hingga ke-6. Grup Kofun Mozu-Furuichi menunjukkan perbedaan dalam kelas sosial pada periode itu dan mencerminkan sistem penguburan yang sangat canggih.
Terletak di tikungan Sungai Ayeyarwady di dataran tengah Myanmar, Bagan adalah lanskap suci yang menampilkan beragam seni dan arsitektur Buddha yang luar biasa. Delapan komponen situs ini mencakup banyak kuil, stupa, biara, dan tempat ziarah, serta peninggalan arkeologi, fresko, dan patung. Bagan adalah bukti luar biasa dari puncak peradaban Bagan (abad ke-11 sampai ke-13), yaitu ketika situs tersebut merupakan ibu kota kerajaan regional. Kelompok arsitektur monumental ini mencerminkan kekuatan pengabdian religius dari kekaisaran Buddha awal.
Pusat Bersejarah Sheki dengan Istana Khan (Historic Centre of Sheki with the Khan Palace) di Azerbaijan
Kota bersejarah Sheki terletak di kaki Pegunungan Kaukasus Besar dan terbagi dua oleh Sungai Gurjana. Bagian utara yang lebih tua dibangun di atas gunung, sedangkan bagian selatannya meluas ke lembah sungai. Pusat bersejarahnya, dibangun kembali setelah sebelumnya kota tersebut hancur oleh aliran lumpur di abad ke-18. Pusat bersejarah ini ditandai dengan ansambel arsitektur tradisional rumah-rumah dengan atap runcing yang tinggi.
Terletak di sepanjang rute perdagangan bersejarah yang penting, arsitektur kota ini dipengaruhi oleh tradisi bangunan Safavid, Qadjar, dan Rusia. Istana Khan, di timur laut kota Sheki, dan sejumlah rumah dagang, mencerminkan kekayaan yang dihasilkan oleh pengembangbiakan ulat sutra dan perdagangan kepompong sutra dari akhir abad ke-18 hingga ke-19.
Akademi Neo-Konfusianisme Korea, Seowon (Seowon, Korean Neo-Confucian Academies) di Republik Korea
Situs ini terletak di bagian tengah dan selatan Republik Korea. Terdiri dari sembilan seowon (institusi pendidikan), yang mewakili jenis akademi Neo-Konfusianisme di masa kekuasaan dinasti Joseon (abad ke-15 hingga ke-19). Pembelajaran, rasa hormat yang mendalam terhadap para cendekiawan, dan interaksi dengan lingkungan adalah fungsi-fungsi penting dari seowon, yang diekspresikan di dalam desain mereka.
Terletak di dekat pegunungan dan sumber air, seowon-seowon ini mengutamakan bentuk apresiasi terhadap alam dan pengolahan pikiran dan tubuh. Bangunan bergaya paviliun dimaksudkan untuk memfasilitasi koneksi ke lanskap. Seowon menggambarkan proses historis di mana Neo-Konfusianisme dari Cina disesuaikan dengan kondisi Korea.
Adapun Warisan Dunia lain yang ditetapkan oleh Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee) UNESCO di tahun 2019 ini termasuk Ancient ferrous metallurgy sites of Burkina Faso (Burkina Faso), Archaeological Ruins of Liangzhu City (Cina), Budj Bim Cultural Landscape (Australia), Churches of the Pskov School of Architecture (Rusia), Dilmun Burial Mounds (Bahrain), Erzgebirge/Kru\noho Mining Region (Ceko-Jerman), Jodrell Bank Observatory (Inggris, Britania Raya dan Irlandia Utara), Krzemionki Prehistoric Striped Flint Mining Region (Polandia), Landscape for Breeding and Training of Ceremonial Carriage Horses at Kladruby nad Labem (Ceko-Jerman), Le Colline del Prosecco di Conegliano e Valdobbiadene (Italia), Megalithic Jar Sites in Xiengkhuang Plain of Jars (Republik Demokrat Rakyat Laos), Risco Caido and the Sacred Mountains of Gran Canaria Cultural Landscape (Spanyol), Royal Building of Mafra Palace, Basilica, Convent, Cerco Garden and Hunting Park (Tapada) (Portugal), Sanctuary of Bom Jesus do Monte in Braga (Portugal), The 20th-Century Architecture of Frank Lloyd Wright (Amerika Serikat), Water Management System of Augsburg (Jerman), Writing-on-Stone naipi (Kanada), French Austral Lands and Seas (Prancis), Hyrcanian Forests (Republik Islam Iran), Migratory Bird Sanctuaries along the Coast of Yellow Sea-Bohai Gulf of China (Phase I) (Cina), Vatnajkull National Park – dynamic nature of fire and ice (Islandia), dan Paraty and Ilha Grande Culture and Biodiversity (Brazil).
Selain 29 Warisan Dunia tersebut, terdapat pula satu situs yang kembali ditetapkan sebagai Warisan Dunia setelah melakukan beberapa modifikasi, yaitu Natural and Cultural Heritage of the Ohrid region (Albania-Makedonia Utara).
Sebagai informasi, hingga saat ini Indonesia telah memiliki total 9 Warisan Dunia. Lima pada kategori Warisan Budaya, yaitu Kompleks Candi Borobudur (1991), Kompleks Candi Prambanan (1991), Situs Manusia Purba Sangiran (1996), Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Manifestasi dari Filosofi Tri Hita Karana (2012), dan Warisan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (2019). Adapun pada kategori Warisan Alam terdapat empat warisan, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon (1991), Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), dan Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004).