KNIU Kemendikbud dan Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP) Promosikan Pentingnya Sanitasi dan Lingkungan Sekolah Sehat

Blog Single

Jakarta, KNIU Hubungan antara Indonesia dan Thailand telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan pertukaran peradaban melalui seni budaya, agama, arsitektur, dan karya sastra. Secara diplomatis, hubungan antara Indonesia dan Thailand berlangsung dimulai sejak 7 Maret 1950, dan sejak saat itu hubungan bilateral antara kedua negara berlangsung dengan baik. Kedekatan hubungan ini dapat dilihat dari kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, transportasi, pendidikan dan kebudayaan, investasi, perikanan, pariwisata, energi, dan teknik. Hingga saat ini, bentuk-bentuk kerja sama tersebut terus dikembangkan oleh kedua negara.

Salah satu kerja sama di bidang pendidikan antara Indonesia dan Thailand adalah proyek peningkatan kualitas hidup anak dan pemuda yang digagas oleh Yang Mulia Putri Maha Chakri Sirindhorn, putri kedua pasangan mendiang Raja Bhumibol Adulyadej (atau Raja Rama IX) dan Ratu Sirikit, yang juga merupakan pewaris takhta Kerajaan Thailand. Pada tahun 1977, tiga tahun setelah konstitusi Thailand diamandemen dan mengizinkan perempuan menduduki takhta, Raja Bhumibol mengangkat Putri Maha Chakri Sirindhorn ke level yang lebih tinggi dengan menyematkan gelar Somdech Phra Debaratanarajasuda Chao Fa Maha Chakri Sirindhorn Rathasimagunakornpiyajat Sayamboromrajakumari. Dengan gelar ini pula Putri Maha Chakri Sirindhorn dianugerahkan kekuasaan untuk memimpin kerajaan serta negara Thailand.

Dilahirkan pada 2 April 1955 dengan nama Sirindhorn Debaratanasuda, Putri Maha Chakri Sirindhorn tumbuh sebagai seorang cendekiawan yang memiliki ketertarikan di bidang sejarah dan bahasa. Ia menguasai bahasa Inggris, Prancis, Cina, Jerman, Pali dan Sansekerta, di samping tentu saja bahasa ibu sendiri yaitu Bahasa Thai. Di samping itu, Putri Maha Chakri Sirindhorn merupakan anggota keluarga kerajaan yang berjiwa sosial tinggi. Sebagai Executive Vice President dari organisasi Palang Merah Thailand, Putri Maha Chakri Sirindhorn kerap terlibat dalam banyak kegiatan amal. Selain itu, Putri Maha Chakri Sirindhorn juga aktif dalam meneruskan visi mulia sang ayah, yaitu mendukung pembangunan desa di seluruh wilayah Thailand. Alhasil, sebelum dan selama masa kedudukannya hingga saat ini, ia sangat dicintai rakyatnya. Rakyat Thailand bahkan menjulukinya sebagai “Phra Thep“, yang artinya “Putri Malaikat”.

Tak hanya di negaranya, kemuliaan hati seorang Putri Maha Chakri Sirindhorn juga tersohor hingga ke mancanegara. Pada tahun 2005, Direktur Jenderal UNESCO saat itu, Koichiro Matsuura, menobatkan  Putri Maha Chakri Sirindhorn sebagai Goodwill Ambassador UNESCO untuk Pemberdayaan Anak Minoritas melalui Pendidikan dan Pelestarian Warisan Budaya Takbenda. Dengan perannya ini, Putri Maha Chakri Sirindhorn mengembangkan kegiatan-kegiatan sosialnya hingga ke kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.

Salah satu proyek sosial dari Putri Maha Chakri Sirindhorn yang masih berjalan hingga saat ini adalah Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP). Di bawah proyek ini, terdapat proyek Improving the Quality of Life of Children and Youth” yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan pemuda, dan telah diterapkan di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Laos, Kamboja, Vietnam. Sejak tahun 2011, proyek ini diperluas hingga ke Indonesia.

 

Secara berkala, tim dari dari Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhor Project (OPSP) melakukan pemantauan dan evaluasi keberlangsungan proyek yang diterapkan di masing-masing sekolah. Pada tahun 2012 lalu, Putri Maha Chakri Sirindhorn dalam kapasitasnya sebagai Goodwill Ambassador UNESCO mengunjungi beberapa sekolah di Bogor. Pada saat itu, sambutan meriah dipersiapkan oleh seluruh komponen sekolah di masing-masing lokasi yang dikunjungi. Kunjungan Putri Maha Chakri Sirindhorn didampingi oleh tim dari Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP), perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand, Suyanto (pada saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Arief Rachman (Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan/KNIU Kemendikbud), perwakilan dari Kantor UNESCO Jakarta, dan delegasi lainnya. Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, dibuatlah suatu proyek bantuan yang difokuskan pada peningkatan kesejahteraan siswa melalui program sanitasi dan lingkungan sekolah sehat, dengan area intervensi di antaranya pertanian sekolah; layanan gizi sekolah; sistem pemantauan nutrisi sekolah; layanan unit kesehatan sekolah; kebersihan sekolah dan sanitasi sekolah; dan pendidikan nutrisi.

Hingga saat ini telah ada delapan sekolah di Indonesia yang bekerja sama dan mendapatkan bantuan dari Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP). Kedelapan sekolah tersebut adalah SDN Kedung Badak 04, SDN Situ Gede 04, dan SDN Situ Gede 05 yang terletak di Kota Bogor; SDN Carang Pulang 01, SDN Sinar Sari, SDN Cibadak 02, dan SDN Cinangka 04 yang berlokasi di Kabupaten Bogor; serta SDN 50 Kota Ternate.


Di tahun 2019 ini, kunjungan dilakukan oleh utusan dari Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP) ke delapan sekolah yang telah bekerja sama, didampingi oleh perwakilan dari KNIU Kemendikbud dan Dinas Pendidikan dari masing-masing wilayah. Kunjungan ini berlangsung selama tiga hari yaitu pada tanggal 9 hingga 11 September 2019, dengan rincian dua hari untuk kunjungan di Bogor dan satu hari di Ternate. Kunjungan ini memantik semangat siswa, guru dan seluruh komponen sekolah untuk menyambut seluruh delegasi  dengan hangat dan antusias. Tarian sambutan, karangan bunga, hingga hidangan khas nusantara disajikan demi menyambut tim dari Kantor Yang Mulia Putri Maha Chakri Sirindhorn. Ke depan, kerja sama ini akan terus dilanjutkan dan masing-masing sekolah diharapkan untuk membuat proposal terkait dengan kebutuhan dari masing-masing sekolah. Selain proposal bantuan fisik, direncanakan pula adanya beasiswa bagi guru dan tenaga kependidikan. Melalui beasiswa ini, guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menerapkan sistem pendidikan berlandaskan pembangunan yang berkelanjutan demi tercapainya peningkatan taraf hidup bagi anak-anak dan pemuda di sekolah maupun masyarakat sekitar.

Dalam sambutan pimpinan delegasi Office of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn Project (OPSP), Kolonel Nantaporn Viravathana, menyampaikan mengenai pentingnya sanitasi dan lingkungan yang sehat bagi kesuksesan pembelajaran siswa.

Kesehatan siswa merupakan faktor utama dalam keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa tidak akan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik jika kondisi fisik dan nutrisinya tidak baik. Begitu pula dengan sanitasi dan kebersihan sekolah. Tanpa lingkungan sekolah yang bersih, tidak akan tercipta siswa yang sehat dan proses pembelajaran yang baik, ujarnya.(DAS/DED)

Share this Post:

Related Posts: